Kamis, 02 Oktober 2014

Selfie penyebab kehilangan keyakinan diri

KUALA LUMPUR: Trend popular ‘selfie’ masih belum surut dan kini, ia dikaitkan pula dengan masalah mental dan kemungkinan kehilangan keyakinan diri.

Selfie yang popular di kalangan generasi muda dikatakan boleh menyebabkan ketagihan selain memberi impak negatif kepada individu tersebut.

Budaya yang mula popular sejak kira-kira setahun lalu ini bukan sahaja mendapat perhatian anak-anak muda, malah golongan dewasa dan artis.

Sebagai contoh di Malaysia, artis popular negara tidak kurang memuat naik gambar selfie mereka ke lama sosial seperti Instagram, Facebook dan sebagainya.

Walaubagaimanapun, ketagihan selfie ada kesan sampingannya.

Jabatan Kesihatan Mental Thailand memberi peringatan kepada generasi muda yang obses dengan trend popular ‘selfie’ bahawa ia boleh menyebabkan mereka hilang keyakinan selain menyebabkan ketagihan yang boleh membawa kepada impak negatif terhadap kehidupan dan pekerjaan mereka.

Budaya selfie ini semakin popular di kalangan pengguna internet, terutama remaja dan kumpulan pelajar, dimana mereka memuat  naik gambar-gambar mereka ke laman media sosial bagi mendapatkan perhatian, kata Timbalan Ketua Pengarah, Panpimol Wipulakorn dalam satu kenyataan pada Ahad.

Menurut beliau, sikap ini boleh menyebabkan masalah mental pada masa hadapan terutama sekali berkaitan keyakinan diri dimana ini boleh menyebabkan kesan negatif terhadap kehidupan seharian seseorang, karier dan juga pembangunan negara.

“Memberi terlalu banyak perhatian kepada selfie sendiri dengan terus memeriksa komen yang diberikan kepada mereka dengan harapan mendapat jumlah ‘like’ paling banyak merupakan satu petanda bahawa selfie boleh menyebabkan pelbagai jenis masalah buat  mereka, termasuk kemungkinan untuk hilang keyakinan,” tambah Dr Panpimol.

Thailand mempunyai kira-kira 19 juta pengguna Facebook dan 800,000 pengguna Instagram, menurut satu kajian oleh Agensi Pembangunan Transaksi Elektronik (ETDA), sebuah organisasi awam.

Pakar kesihatan mental itu memetik kata-kata seorang pakar psikiatri Amerika yang berkata, selfie boleh menyebabkan seseorang hilang atau kurang keyakinan diri. Beliau menambah pegawai kesihatan awam di United Kingdom mengumumkan ketagihan terhadap media sosial seperti Facebook dan Twitter merupakan satu jenis penyakit dan lebih daripada 100 pesakit mendapatkan rawatan setiap tahun.

Menurutnya, keyakinan diri adalah penting kerana ia membolehkan seseorang itu merasa berpuas hati, gembira, berupaya menerima kebenaran dan bukan untuk mencari cinta atau perhatian daripada orang ramai.

Mereka yang kehilangan keyakinan akan merasa gementar, teragak-agak dan tidak gembira dengan kehidupan sendiri. Hidup dalam keadaan ini untuk satu jangka masa yang lama boleh menyebabkan gangguan mental dan emosi seperti paranoia, cemburu, penumpuan kepada perkara yang remeh serta kemurungan.

“Jika belia warga Thai mula hilang keyakinan, ini bermakna mereka tidak akan mahu untuk mencuba perkara baru dalam kehidupan mereka dan mereka hanya akan mengikut atau meniru orang lain, dan ini akan menyebakan kesukaran bagi mereka untuk memajukan diri sendiri.

“Ini akan memberi kesan terhadap negara pada masa hadapan memandangkan bilangan generasi baru semakin mengecil. Ia akan menghalang kreativiti dan inovasi negara,” kata Dr Panpimol.

Bagi memberhentikan ketagihan selfie, mereka perlu memberi perhatian  kepada orang ramai dan perkara di sekeliling mereka selain meluangkan masa bersama ahli keluarga serta rakan-rakan dengan bersenam, menonton filem atau bercuti.

Dr Panpimol menggesa pengguna internet untuk menerima perbezaan dan pendapat orang lain setaraf dengan mereka, selain berusaha untuk mengurangkan mengambil selfie terlalu kerap.

Selfie adalah tanda orang narsis dan kurang percaya diri?

Merdeka.com - Pernahkah Anda mengabadikan foto diri Anda sendiri dengan menggunakan entah itu camcorder, kamera poket atau juga perangkat mobile? Apabila sering, menurut penelitian, hal tersebut adalah salah satu ciri orang yang tidak percaya diri.

Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie dilakukan pertama kalo oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839.

Ketika era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun 70an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah.

Kini, di era teknologi serba maju, perangkat hi-tech beredar di mana-mana sekaligus portable device dengan fitur kamera seperti smartphone, phablet dan tablet menjadi satu hal yang umum, aksi selfie ini amat sering dijumpai.

Bahkan ketika internet dan jejaring sosial meraih popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir ini, foto-foto selfie juga sering beredar luas serta dijadikan cover atau profile picture seseorang dalam account jejaring sosial mereka.

Dengan mengambil angle agak tinggi sekitar 45 derajat, mata sedikit dibuat sayu, (terkadang) mengambil pose duck face, mengambil fotonya dengan menggunakan aplikasi seperti Instagram untuk menambah kesan dramatis dan lainnya, membuat aksi selfie menjadi sangat mudah dilakukan, kapan dan di manapun juga.

"Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media, seperti dikutip oleh Guardian (14/07).

Hardey juga mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat 'bernilai' lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus tentang foto tersebut.

Walaupun tidak hanya Hardey yang mengatakan bahwa selfie merupakan bentuk dari ingin diakui atau dapat disebut sebagai tanda kurang percaya terhadap diri sendiri karena banyak peneliti lain yang juga mengatakan hal serupa, namun tidak sedikit orang yang membantah bahwa selfie dilakukan hanya sekadar ingin tenar dan tidak percaya diri.

Menurut salah seorang wanita bernama Rebecca Brown (23) mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya karena untuk mengeksplorasi diri sendiri dan melihat tubuhnya sendiri bukan dengan maksud ingin narsis atau sejenisnya.

Terlepas dari pendapat para ahli atau orang-orang yang sering melakukan selfie, bagaimana pendapat Anda dari fenomena selfie ini? Apakah selfie termasuk narsis dan kurang percaya diri ataukah hanya untuk eksplorasi diri?

"Memang Ayah Tidak Mengandungmu, Tapi..."

Mungkin ibu lebih kerap menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi apakah kamu tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponmu? 
Semasa kecil, ibulah yang lebih sering menggendongmu. Tapi apakah kau tahu bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih, ayahlah yang selalu menanyakan apa yang kamu lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadamu karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatmu terlelap dalam tidur nyenyakmu. Saat kamu sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas kamu merengut menjauhi ayah dan menangis di depan ibu. Tapi apakah kamu tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanmu, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanmu. 
Ketika kamu remaja, kamu meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah kamu, bahwa ayahmu hanya ingin menjaga kamu, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan kamu bahkan ibu? Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat kamu sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka kadang kamu melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggumu di ruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temanmu untuk menanyakan keadaanmu, ''dimana, dan sedang apa kamu diluar sana.'' Setelah kamu dewasa, walau ibu yang mengantarmu ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah kamu, bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama. 
Disaat kamu merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahmu, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam. 
Saat kamu berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau kadang kamu cuma bisa membelikan baju itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti kamu menemukan jodohmu, ayah akan sangat berhati – hati mengizinkannya. 
Dan akhirnya, saat ayah melihatmu duduk di atas pelaminan bersama pasanganmu, ayah pun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah kamu memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.


80 persen lebih Remaja Indonesia Pernah Berciuman saat Berpacaran


Indikasi keterlibatan remaja-remaja dalam perilaku se*s bebas semakin terlihat. Setidaknya remaja yang sedang dimabuk kasmaran, minimalnya mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi penetrasi yang tidak layak mereka lakukan.


Jangankan di usia remaja, anak yang baru menginjak Sekolah Dasar saja sudah mengerti apa itu berpacaran, bahkan banyak dari anak SD tersebut yang sudah belajar untuk memadu kasih, ya biarpun dalam istilahnya cinta monyet, tapi nantinya juga akan menjurus pada yang tidak diharapkan, sungguh tragis.

Adegan berciuman merupakan bumbu dari berpacaran, kata mereka "berpacaran tanpa berciuman / cipokan akan terasa hambar dan tidak mempunyai makna tersendiri".

Berawal dari adegan berciuman, pada umumnya para remaja tidak bisa mengontrol diri karena mereka pada merasakan rangsangan yang sangat kuat dari berciuman, saling raba-meraba dan akhirnya terjadi penetrasi. Siapa yang rugi? Pasti kerugian akan diderita oleh sang wanita.

Sungguh mengkhawatirkan pergaulan remaja di Indonesia saat ini. Indikasi keterlibatan mereka dalam perilaku se*s bebas semakin terlihat. Minimal, mereka melakukan tindakan yang mengarah pada proses awal sebelum terjadi penetrasi yang sangat tidak diharapkan.

Dikutip oleh Tempo dari Maria Ulfah Anshor, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mulainya berbagai adegan yang mengarah pada urusan se*sual ini tidak lepas dari aktivitas pacaran dini. Banyak remaja Indonesia sudah melakukan pacaran kala usia mereka 12 tahun. Usia ini adalah usia rata-rata remaja saat ini dalam melakukan pacaran.

Menurut survey kesehatan reproduksi yang dilakukan BKKBN, usia tersebut jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan 10 tahun lalu. Anak kelas enam SD saat ini, sudah tidak segan lagi memadu kasih.

Gawatnya lagi, perilaku tidak senonoh dilakukan para remaja yang berpacaran ini kala mereka bertemu.  Sekitar 92 persen remaja yang berpacaran, saling berpegangan tangan. Ada 82 persen yang saling berciuman. Dan, 63 persen remaja yang berpacaran, tidak malu untuk saling meraba (petting) bagian tubuh kekasih mereka yang seharusnya tabu untuk dilakukan.

Ada perbedaan gaya pacaran remaja sekarang dengan dulu. Remaja saat ini lebih permisif untuk melakukan apa pun demi  “cinta”. Semua aktivitas itu yang akhirnya memengaruhi niat untuk melakukan se*s lebih jauh.

Perilaku Remaja jaman sekarang berbeda jauh dengan dengan remaja tempo dulu yang suka malu-malu dan takut dengan norma-norma dan aturan agama. Pergaulan bebas di jaman sekarang sudah bukan hal yang dianggap tabu lagi bagi kalangan remaja. Sungguh merupakan hal yang tidak bisa dipersalahkan lagi, karena remaja-remaja sekarang tidak mau dianggap ketinggalan jaman dan lebih menyukai trend mode dan mengikuti alur jaman yang semakin maju.
Menurut Maria, se*s bebas ini membuat angka penderita HIV/AIDS di kalangan remaja meningkat tajam. Ada peningkatan 700 persen dari jumlah antara tahun 2004 hingga 2010, dari awalnya 154 kasus menjadi 1.119 kasus. Diperkirakan, penyebab utama remaja mengenal ****ografi adalah dari teve, internet, dan kebebasan berlebihan yang diberikan pada anak di lingkungan keluarga. 

5 Ciri Pria Yang Tidak Dewasa Dan Kekanak-Kanakan

Setiap wanita tentunya ingin memiliki pasangan yang kuat, mandiri dan bertanggung jawab. Akan tetapi, kenyataanya tidak semua pria memiliki tiga hal tersebut. Banyak lelaki yang sudah dewasa secara fisik, namun perilakunya lebih masih seperti anak-anak. 

Bila diberi pilihan tentu anda lebih memilih pria yang dewasa luar dalam ketimbang pria yang lebih suka merengek, tidak bertanggung jawab, tidak punya inisiatif dan sering lari dari tanggung jawab. Agar hidup Anda tidak berantakan karena berpasangan dengan pria yang kekanak-kanakan, kenali ciri-ciri pria yang belum dewasa secara mental.

1. Egois dan Mau Menangnya Sendiri
Pria yang kekanak-kanakan juga egois dan mau menangnya sendiri. Dia paling tidak suka disalahkan (walaupun sudah jelas itu adalah salahnya). Dia biasanya tidak peduli perasaan orang lain atau pasangannya, yang penting dia bahagia dan mendapat apa yang dia mau.


2. Hidupnya Hanya Diisi Untuk Bersenang-Senang
Hampir 24 jam hidupnya hanya diisi untuk bersenang-senang. Dalam kepalanya, nikmati hidup sebebas mungkin dan sebanyak-banyaknya. Pria ini tidak peduli jika uang bersenang-senang itu dan uang yang dihamburkan adalah uang orang tua (atau 'morotin' pacarnya), yang penting dia happy dan tidak mau pusing memikirkan hidup dengan cara yang lebih serius.


3. Tidak Bertanggung Jawab
Dengan ketidakmampuannya menelaah masalah dan kemalasan untuk bertanggung jawab, pria yang kekanakan sangat sering lari dari masalah. Hal ini tentu sangat menyulitkan dan membebani pasangannya. Seorang pria harus kuat menghadapi hidup dan bertanggung jawab pada semua keputusannya, bukan lari.


4. Tidak Memikirkan Masa Depan
Bagi pria yang masih kekanak-kanakan, dia hanya hidup untuk hari ini. Bagaimana urusan masa depan dan seterusnya, dia tidak peduli. Hal ini tentu gawat jika kelak dia akan menikah dan menjadi ayah, karena pria harus memikul tanggung jawab besar untuk masa depan dirinya, istrinya dan anak-anaknya kelak.


5. Sering Melanggar Peraturan
Pria yang tidak dewasa juga sering melanggar peraturan, apapun. Biasanya dia berprinsip bahwa peraturan dibuat untuk dilanggar. Maka jangan heran jika dia masih suka ngebut di jalan raya, merokok di dalam rumah sakit, atau bahkan menerobos lampu merah hanya karena buru-buru.

Okulasi Mangga

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Kebutuhan akan tanaman dengan sifat yang baik semakin meningkat. Kebutuhan ini bila tidak diimbangi dengan penyediaan tanaman berkulitas dalam waktu cepat akan menimbulkan masalah. Selain itu rendahnya kemampuan menghasilkan tanaman dalam waktu cepat akan menurunkan nilai ekonomis dari pertanian. Oleh karena usaha-usaha diluar batas konvensional harus segera dilakukan untuk mengatasi hal ini.
            Pengembang biakan tanaman dalam hal ini tidak bisa lagi dilakukan dengan cara konvensional. Pengembangbiakan dengan cara konvensional seperti menggunakan biji akan membutuhkan waktu lama dan sifat dari tanaman baru yang dihasilkan akan berbeda dengan tanaman induk. Oleh karena itu metode pengembangbiakan vegetatif menjadi jawaban dari masalah ini. Pengembang biakan vegetatif adalah pengembangbiakan yang dilakukan secara tidak kawin yaitu menggunakan organ vegetatif dari tanaman.
            Keunggulan pembiakan tanaman secara vegetatif adalah waktu yang diperlukan untuk menghasilkan individu baru cepat dan individu yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan tanaman induk. Oleh karena itu metode ini adalah metode yang mampu menjawab masalah sebelumnya, karena dengan metode vegetatif ini pembiakan tanaman tidak perlu menunggu tanaman melakukan penyerbukan terlebih dahulu dan juga bisa menjamin bahwa hasil dari tanaman yang dihasilkan memiliki sifat sama dengan tanaman induk.         
Salah satu metode dari pembiakan tanaman secara vegetatif adalah metode okulasi. Metode okulasi atau disebut juga metode Budding adalah metode pengembangbiakan tanaman dengan cara lateral grafting dengan menggunakan satu mata tunas sebagai batang atas. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh sifat-sifat baik / unggul yang dimiliki batang atas. Adapun pelaksanaannya dengan menyisikan mata tunas pada batang bawah diantara kedua buku. Bagan batang bawah diatas sisipan mata tunas dihilangkan agar mata tunas ini mempunyai kekuatan tumbuh untuk membentuk ujung batang baru sebagai pengganti bagian batang bawah yang telah dihilangkan.

1.2 Tujuan
1.      Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara membiakkan tanaman dengan teknik okulasi.
2.      Untuk mengetahui keberhasilan pembiakan tanaman secara okulasi dan untuk meningkatkan nilai penggunaan tanaman.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Okulasi
Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (Belanda) atau Budding (Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan setek dan cangkok. Kelebihannya adlah hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik daripada induknya. Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai batang bawah. Sedang tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya untuk ditempelkan pada batang bawah yang dikenal dengan sebutan entres atau batang atas (Wudianto, 2002).
2.2 Pengaruh Batang Bawah Terhadap Batang Atas
            Menurut Ashari (1995) pengaruh batang bawah terhadap batang atas antara lain (1) mengontrol kecepatan tumbuh batang atas dan bentuk tajuknya, (2) mengontrol pembungaan, jumlah tunas dan hasil batang atas, (3) mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, dan (4) resistensi terhadap hama dan penyakit tanaman. Menurut Sumarsono (2002), Stadia entres berpengaruh terhadap pertumbuhan batang bawah. Pertambahan batang bawah yang diokulasi dengan entres muda selama 90 hari mencapai 1,80 cm, sedangkan yang diokulasi dengan entres agaktua dan tua bertambah sebnayak 1,20 cm dan 1,10 cm saja.
Pengaruh batang atas terhadap batang bawah juga sangat nyata. Namun pada umumnya efek tersebut timbal balik sebagaimana pengaruh batang bawah terhadap batang atas.  Perbanyakan Batang Bawah   Batang bawah ada yang berasal dari semai generatif dan dari tan vegetatif (klon). Batang bawah asal biji (semai) lebih menguntungkan dalam jumlah, umumnya tidak membawa virus dari  pohon induknya dan sistem perakarannya bagus. Kelemahannya yaitu secara genetik  tidak seragam. Variasi genetik ini dapat mempengaruhi penampilan tanaman  batang atas setelah ditanam. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi secermat mungkin terhadap batang bawah asal biji (Ashari, 1995).
Selain pengaruh batang atas dan batang bawah ada faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi keberhasilan dalam okulasi, faktor tersebut adalah faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan oksigen sangat berpengaruh dalam keberhasilan penyambungan dan okulasi. Faktor berikutnya adalah serangan penyakit yang menyebabkan kegagalan okulasi meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan dan kelembapan yang tinggi (Santoso, 2006).
2.2  Metode Penyambungan
Metode Penyambungan   Menurut Ashari (1995) terdapat 2 metode penyambungan, yaitu sambung tunas dan sambung mata tunas.
1.  Sambung Tunas/Grafting
            Agar persentase jadi dapat memuaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan 
a.  Batang atas dan batang bawah harus kompatibel.
b.  Jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan.
c.  Dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis yang tepat.
d.  Pekerjaan segera dilakukan sesudah entres diambil dari pohon induk.
e. Tunas yang tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah  penyambungan selesai agar tidak  menyaingi pertumbuhan tunas batang atas. Metode yang dikembangkan adalah sambung lidah (tongue grafting), sambung samping (side grafting), sambung celah (cleft grafting), sambung susu (approach grafting), dan sambung tunjang (inarching).
2.  Sambung Mata Tunas/Okulasi (Budding)
Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan teknik ini menurut Ashari (1995) adalah sukarnya kulit kayu batang bawah dibuka, terutama pada saat tanaman dalam kondisi pertumbuhan aktif, yakni pada saat berpupus atau daun-daunnya belum menua. Hal ini  berkaitan dengan kondisi fisiologis tanaman. Sebaiknya okulasi dilakukan saat tanaman dalam kondisi dorman.
Budding dapat menghasilkan sambungan  yang lebih kuat, terutama pada tahun-tahun pertama daripada metode grafting lain karena mata tunas tidak mudah bergeser. Budding juga  lebih ekonomis menggunakan bahan perbanyakkan, tiap mata tunas dapat menjadi satu tanaman baru. Entres harus segera digunakan untuk okulasi maupun uuntuk sambung, karena penundaan okulasi dan penyambungan lebih dari satu hari sejak pengambilan entres akan menurunkan presentase bibit jadi dan memperlambat pertumbuhan (Sumarsono, 2002).
Metode budding yang sering digunakan antara lain okulasi sisip (chip budding), okulasi tempel dan sambung T (T-budding). Pemilihan metode tergantung pada beberapa pertimbangan, yaitu jenis tanaman, kondisi batang atas dan batang bawah, ketersediaan bahan, tujuan propagasi, peralatan serta keahlian pekerja (Ashari, 1995).
Teknik okulasi yang pertama kali dipersiapkan adalah pengambilan entres dari pohon induk dilakukan sehari sebelum okulasi yaitu pada sore hari dimana kondisi lingkungan disekitarnya sedang cerah. Cabang-cabang yang digunakan sebagai sumber entris dipotong dengan gunting stek dengan jumlah mata tunas 5 buah per cabang. Potongan-potongan cabang sumber entris diikat menjadi satu dengan tali dan dibalut dengan kertas koran. Kemudian kumpulan cabang-cabang tadi diletakkan di tempat yang lembab. Beberapa jam sebelum okulasi, cabang-cabang sumber entris diambil dari pohon induk. Pada saat okulasi, entris diambil dari cabang sumber entris dengan menggunakan pisau okulasi. Bentuk dari irisan tersebut adalah bulat (Yusran, 2011).

2.3 Taksonomi dan Morfologi Mangga
Menurut Rukmana (1997), tanaman mangga termasuk dalam tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dengan biji tertutup (Angiospermae) dan berkeping dua (Dicotyledoneae).Tanaman mangga dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Devisi              : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub devisi       : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas               : Dicotyledoneae (biji berkepng dua)
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae (mangga-manggaan)
Genus              : Mangifera
Species            : Mangifera indica L.

2.4 Sejarah Mangga di Indonesia
Para ahli memperkirakan mangga berasal dari daerah sekitar Bombay dan daerah sekitar kaki gunung Himalaya. Kemudian dari daerah tersebut menyebar keluar daerah, di antaranya ada yang sampai di Amerika Latin, terutama Brazilia, sebagian benua Afrika, juga ke kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, kepulauan Philipina dan pulau Jawa. Pengembangan tanaman buah mangga di Indonesia dapat dikatakan sudah meluas hampir di semua provinsi. Daerah atau wilayah yang paling luas areal penanaman tanaman mangga adalah Jawa Timur dan Jawa Tengah (Hewindati, 2006).

2.5 Bagian – bagian dari Tanaman Mangga
Menurut Rukmana (1997), pohon mangga termasuk pohon buah-buahan berkeping dua (dicotyledoneae), akar-akarnya tumbuh jauh masuk ke dalam tanah sampai berpuluh-puluh meter, batangnya lurus, besar dan kuat. 4 Bagian-bagian pada pohon mangga yaitu :
1. Akar
Mangga berakar tunggang (bercabang-cabang), dari cabang akar ini tumbuh cabang kecil yang ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus.
Kegunaan akar :
1.      Menguatkan tegaknya pohon
2.      Menyerap unsur hara dari dalam tanah
3.      Alat pernafasan dari dalam tanah
Tidak semua jenis unsur hara yang ada di dalam tanah diambil oleh bulu akar hanya yang dibutuhkan oleh tanaman itu saja yang diambil. Jadi bulu akar hanya mengetahui unsur hara yang diperlukan tanaman.

2. Batang
Batang ialah bagian tengah dari tumbuhan yang tumbuh keatas. Bagian ini mengandung zat-zat kayu sehingga tanaman mangga tumbuhtegak, keras dan  kuat. Pada batang yang masih muda lapisan yang paling luar terbentuk dari kulit yang sangat tipis, disebut kulit ari atau epidermis, kemudian kulit ini diubah menjadi lapisan gabus. Dalam lapisan kayu terdapat pembuluh kayu yang berfungsi membawa unsur-unsur hara dari akar ke atas. Dalam lapisan kulit terdapat lapisan sel yang membawa unsur hara dari daun ke bagian lainnya. Lapisan sel yang di antara kedua lapisan tersebut disebut kambium atau daging pembiak. Kambium kemudian tumbuh menjadi kayu. Oleh karena itu pohon mangga dapat bertambah besar.
3. Daun
Daun mangga diselimuti oleh kulit tipis yang tidak terlihat dengan mata telanjang, yang dinamakan kulit ari. Kulit ari ini berlubang-lubang kecil yang yang dinamakan mulut kulit. Melalui mulut kulit inilah udara dapat keluar atau masuk ke dalam badan daun. Tiap-tiap bagian tanaman mempunyai fungsi sendiri-sendiri yaitu untuk bernafas dan asimilasi.
4. Bunga
Bunga mangga dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tepung sari yang jatuh pada tampuk berasal dari pohon itu sendiri. Hal ini menyebabkan mangga disebut tanaman berumah satu. Bunga mangga terdiri dari beberapa bagian dasar bunga, kelopak, daun bunga, benang sari dan kepala putik. Bunga mangga dalam keadaan normal, adalah bunga majemuk yang tumbuh dari tunas ujung. Tunas yang asalnya bukan dari tunas ujung tidak menghasilkan bunga, tetapi menghasilkan ranting daun biasa.
5. Buah
Pohon mangga berbuah sekitar bulan Agustus samapai Oktober yaitu pada musim kemarau. Musim ini sangat baik pengaruhnya terhadapproses pembentukan dan pembesaran sampai pemasakan buah di pohon. Terdapat pohon mangga yang berbuah terlambat yaitu pada permulaan musim penghujan. Hal ini menurunkan produksi mangga karena banyak bakal buah yang tidak jadi. Buah mangga terdapat pada tangkai pucuk daun. Setiap tangkai terdapat 4 sampai 8 buah, bahkan ada yang lebih. Akan tetapi ada juga yang setiap tangkai buah hanya terdapat satu buah karena buahnya besar dan berat, misalnya mangga kuweni, golek, santok dan mangga merah dari Brazilia. Bentuk buah mangga bermacam-macam : bulat penuh, bulat pipih, bulat telur, bulat memanjang atau lonjong.


BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Pembiakan Tanaman secara Vegetatif dengan Metode Okulasi dilaksanakan pada hari  Sabtu, tangga 24 Maret 2012  bertempat di Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pisau Okulasi
2. Plastik pengikat
3. Papan nama

3.2.2 Bahan
1. Pohon mangga sebagai batang bawah dan entres mangga

3.3 Cara Kerja
1.   Membuat sayatan melintang miring selebar kurang lebih 1 cm pada pohon pokok.
2.   Melepaskan kulit batang bagian runcing sedikit dan dijepit antara pisau dengan ibu jari, lalu ditarik ke bawah sepanjang kurang lebih 3 cm.
3.   Memotong lidah kulit batang yang terbentuk kira-kira 2/3 bagian, sisanya digunakan untuk menutup entres.
4.   Mengambil entres dengan jalan sebagai berikut : pada 2 cm diatas mata entres dikerat ke bawah dengan kayunya, panjang entres kira-kira 3 cm.
5.   Memeriksa ada tidaknya mata tunas, mata entres kemudian dipasang. Diusahakan bagian kulit batang dengan kulit mata temple menyambung dengan benar.
6.   Mengikat tempelan entres yang telah dipasang, dan diusahakan mata temple tidak terkena air dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Hewindati, Yuni Tri. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta.
Rukmana, R. 1997. Mangga. Kanisius. Yogyakarta.
Santoso, B. 2006. “Variasi Pertumbuhan Jati Muna Hasil Okulasi”. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 3(3):165-173.
Sumarsono, Lasimin. 2002. Teknik Okulasi Bibit Durian Pada Stadia Entres dan Model Mata Tempel yang Berbeda. Jurnal Teknik Pertanian, (7) 1.
Wudianto, Rini. 2002. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Yusran dan Abdul Hamid Noer. 2011. “Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis pada Berbagai peerbandingan Pupuk kandang”. Media Litbang Sulteng 4 (2) : 97-104.

Laporan Praktikum Okulasi Magga

Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang Teknik Sambung
Perkembangbiakan secara generatif merupakan proses perkembangbiakan yang melibatkan peleburan gamet jantan dan gamet betina. Proses peleburan dua gamet ini biasa kita sebut pembuahan. Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada tumbuhan berbiji, baik gimnossperma (berbiji terbuka) maupun angiossperma (berbiji tertutup). Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif merupakan cara perkembangbiakan tanpa melalui proses peleburan dua gamet, artinya satu induk tumbuhan dapat memperbanyak diri menghasilkan keturunan yang memiliki sifat identik dengan induknya. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami atau buatan (artifisial).
Perkembangbiakan secara vegetatif alami merupakan cara perkembangbiakan yang dilakukan tumbuhan tanpa melibatkan bantuan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami antara lain : Rhizoma, Stolon, Umbi lapis, Tunas, Umbi batang, Spora. Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif buatan merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang sengaja dilakukan oleh manusia. Manusia sengaja memanfaatkan kemampuan maristematis tumbuhan untuk menghasilkan lebih banyak keturunan. Cara perkembangbiakan ini tergolong cara yang sangat efektif karena dilakukan dalam waktu yang relative lebih singkat dibandingkan dengan perkembang biakan secara
vegetatif alami. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif buatan antara lain : Setek, Cangkok, Sambung (enten), Tempel (okulasi), Runduk, Kultur Jaringan.

Latar Belakang Teknik Okulasi
   Mengenten atau Penyambungan (Grafting) serta Okulasi atau Penempelan Mata Tunas (Budding) merupakan teknik perbanyak tanaman yang dilakukan secara vegetatif. Selain kedua teknik ini masih ada teknik-teknik yang lain seperti Mencangkok (Air Layering) dan Perundukan Tanaman (Ground Layering). Pada teknik perbanyakan secara Budding perlu disediakan bagian tanaman sebagai calon batang atas dan bagian tanaman sebagai calon batang bawah (dari tanaman sejenis). Umumnya calon batang atas adalah tanaman yang produksinya diutamakan sedangkan batang bawah adalah batang yang memiliki ketahanan terhadap faktor lingkungan seperti kekeringan dan lain sebagainya. Untuk penyambungan, calon batang bawah dipotong berbentuk huruf v sedangkan batang atasnya dipotong menyerong kiri-kanan agar dapat diselipkan secara tepat pada batang bawah. Setelah diselipkan secara tepat, sambungan ini lalu di ikat membentuk satu tanaman utuh. Tanaman sambungan dibiarkan hingga tumbuh menyatu dan siap untuk ditanam di lapangan. Pada teknik okulasi, mata tunas (mata tempel) harus diambil dari tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat serta cukup umur untuk diambil sebagai mata entres, mata tunas diambil dari cabang yang tumbuh keatas (tunas air), yang merupakan cabang-cabang muda dari bagian yang telah dewasa, sedangkan untuk batang bawah, umur batang bawah harus sama dengan umur cabang mata entres. Batang bawah berasal dari tanaman yang ditanam dari biji dan sebaiknya telah berumur 3-4 bulan, sedangkan batang atas diambil dari pohon yang berumur 1 bulan menjelang berbunga, atau dari cabang yang telah berumur 10 bulan. Mata tunas yang diambil adalah yang belum keluar mata tunasnya. Mata tunas sebagai calon bagian atas tanaman diambil dengan cara dipotong membentuk kubus (jangan sampai mata tunasnya rusak). Calon batang bawah juga dipotong (dikelupas/disayat kulitnya seukuran calon mata tunas) agar nantinya dapat ditempel secara tepat. Mata tunas kemudian ditempelkan secara tepat pada calon batang bawah lalu di ikat bagian atas dan bagian bawahnya sehingga air ataupun udara tidak dapat masuk. Setelah mata tunas tumbuh maka tanaman dapat dipindahkan ke lapangan. Jika terdapat
percabangan pada bagian atas tanaman (diatas daerah penempelan) maka cabang tersebut dipotong sehingga yang berkembang adalah cabang atas hasil penempelan.


Bab II
Pembahasan
A.     Sambung
1.       Pengertian Sambung
Menyambung atau mengenten merupakan penggabungan batang bawah dengan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga terjadi penyatuan, dan kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Terjadinya penyatuan ini disebabkan oleh menyatunya kambium batang bawah dan kambium batang atas.
Pada dasarnya sangat banyak teknik sambung yang dapat kita gunakan tergantung dari berbagai macam tanaman yang akan kita jadikan media untuk perkembangbiakannya. Sambung pucuk adalah penyatuan pucuk (sebagai calon batang atas) dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang mampu saling menyesuaikan diri secara kompleks.
2.        Jenis-Jenis Sambung
a. Sambung baji (wedge grafting)
Sambung baji/sambung celah merupakan cara penyambungan yang paling mudah dilakukan. Cara ini yang paling banyak dilakukan oleh penangkar-penangkar bibit. Sambung baji ini dapat dilakukan dengan memotong batang bawah 2-3 cm di atas perbatasan warna hijau dan coklat. Kemudian dibelah sama besar sepanjang 2-5 cm, calon batang atas dipotong sepanjang 2-3 ruas (7,5-10 cm) kemudian pangkalnya diiris menyerong pada kedua sisinya. Pengirisan harus sampai sebagian kayunya. Bentuk irisan ini menyerupai bentuk lancip atau mata
kampak. Calon batang atas yang telah diiris lalu dimasukan ke celah batang bawah kemudian diikat.
b. Sambung baji terbalik (interved wedge grafting)
Cara penyambungan ini merupakan kebalikan dari sambung celah. Caranya yaitu batang bawah diiris pada kedua sisi yang berlawanan sehingga berbentuk mata baji/kampak. Calon batang atasnya dibelah, kemudian batang bawah dimasukan pada celah batang atas kemudian diikat dengan menggunakan tali plastik. Cara pengikatan dimulai dari bawah ke atas dengan menggunakan sistim genteng. Batang atas dan bagian yang disambung ditutup dengan rantang plastik bening kemudian diikat. Tujuan pemberian rantang plastik ini adalah untuk menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan.
c. Sambung cumeti
Sambung cumeti ini cocok dilakukan untuk bibit tanaman yang agak besar, dan telah memiliki diameter batang antara 0,7-1,2 cm. Cara pembuatan sambungan ini sangat mudah. Irisan yang dibuat sambungan berbentuk diagonal. Kedua batang yang telah diiris dengan bentuk yang sama ini digabungkan satu sama lain kemudian di ikat dengan tali plastik. Agar sambungan ini tidak mudah goyah dan kedap udara, sebaiknya sambungan ditutup dengan lilin atau malam. Lilin atau malam sebelum dioleskan ke sambungan terlebih dahulu dipanaskan sampai mencair.
Banyak orang yang mengkhawatirkan kekuatan sambungan, bila sambungan ini telah menjadi pohon yang besar. Hal tersebut dikhawatirkan akan patah, karena sambungan tidak mampu menahan batang atas. Sebenarnya kekhawatiran ini tidak perlu terjadi, sebab dengan menyatunya kedua kambium antara batang bawah dan batang atas, maka kedua batang (batang atas dan batang bawah) telah menjadi satu batang yang kuat.
d. Sambung celah lidah (whip and tongue grafting)
Metode sambung ini belum digunakan secara luas, karena pelaksanaan sambungan cukup rumit dan sulit. Cara penyambungannya  adalah batang bawah diiris diagonal sepanjang ± 1/3 dari irisan diagonal bagian atas dibuat irisan ke bawah lalu ke atas lagi, sehingga di tengah irisan diagonal terdapat celah. Pangkal batang atas juga dibuat irisan diagonal, lalu dibuat celah selebar 1/3 dari panjang irisan diagonal. Bentuk irisan batang atas harus sama dengan bentuk irisan batang bawah, agar kedua permukaan potongan ini dapat bertemu dengan tepat. Bila kedua irisan tersebut tidak dapat bertemu dengan tepat maka kedua kambium antara batang atas dan batang bawah tidak dapat menyatu sehingga sambungan akan mengalami kegagalan

3.       Tujuan Penggunaan Teknik Sambung (Enten)
Beranalogi dari tujuan perkembangbiakan secara vegetatif buatan kita dapat mengetahui bahwa tujuan utamnya adalah untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang berbeda dalam waktu yang relatif singkat. Namun sebenarnya adabeberapa tujuan lain dari penggunaan teknik sambung ini dia antaranya :
1.      Untuk mendapatkan bibit tanaman baru.
2.      Untuk membantu pertumbuhan.
3.      Untuk menyambung atau menghubungkan jaringan yang terpisah.
Tujuan teknik sambung ini bergantung kepada setiap individu yang akan melakukan penyambungan pada tumbuhan. Keberhasilan teknik sambung ini sangat erat kaitannya dengan langkah langkah yang digunakan dalam melakukan penyambungaan taman. Dan perlu diingat bahwa sebelum melakukan penyambungan tanaman kita harus terlebih dahulu menentukan tujuan dari penyambungan tanaman tersebut agar langkah dan media yang digunakan tepat dan mendapat hasil yang memuaskan.

4.       Langkah-Langkah/ Cara  Menyambung
v  Batang atas yang disambungkan ditutup dengan kantong plastik bening kemudian diikat. Tujuan pemberian kantong plastik ini adalah untuk menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan.
v  Bibit tanaman yang sudah disambung sebaiknya di tempatkan pada tempat yang teduh dengan sinar matahari 20 – 25 %, dan jangan ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari langsung. Maka dari itu tempat pembibitan perlu diberi naungan.
v  Setelah 3-5 minggu sambungan biasanya telah keluar tunas baru, ini sebagai tanda sambungan berhasil. Bila sambungan tidak berhasil biasanya ditandai dengan adanya kering batang.
v  Setelah sambungan benar-benar jadi maka kerudung plastik dapat dibuka. Pelepasan ikatan sambungan dilakukan bila tepi bagian bawah tali pengikat batang bawah membengkak. Hal ini menandakan bahwa sambungan telah betul-betul kuat.
v  Untuk menjamin keberhasilan sambungan sebaiknya pelaksanaan penyambungan dilakukan pada waktu hari cerah dan tidak hujan, angin bertiup tidak kencang dan tidak di bawah terik sinar matahari. Hal ini untuk menjaga agar kambium tidak kering selama pelaksanaan penyambungan berlangsung, bila kambium sampai kering selama pelaksanaan sambungan dapat berhasil.

5.       Syarat Tanaman yang dapat di Sambung.
-          Batang atas dan batang bawah harus kompatibel.
-          Jaringan kambium kedua tanaman harus bersinggungan.
-          Dilakukan saat kedua tanaman berada pada kondisi fisiologis yang tepat.
-          Pekerjaan segera dilakukan sesudah entris diambil dari pohon induk
-          Tunas yang tumbuh pada batang bawah (wiwilan) harus dibuang setelah penyambungan selesai agar tidak menyaingi pertumbuhan tunas batang atas.
-          Berproduksi tinggi/berbuah banyak.
-          Bentuk buah baik/sempurna dan rasanya enak.
-          Tahan terhadap hama dan penyakit.
-          Digemari oleh banyak orang karena mempunyai sifat-sifat unggul.
-          Ranting/cabang yang baik berbentuk bulat dan silendris.


6.                 Keuntungan Sambung
a.       Memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu,
b.      Mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang disebut top working.
c.       Mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih awal,
d.      mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu produksi,
e.       Mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus dan.
f.       Memperbaiki kerusakan pada tanaman

7.       Kelemahan Sambung
a.       Kelemahannya sulit mendapatkan sambungan batanga atas dalam jumlah banyak.     
b.      Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang.
c.       Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara batang atas dan batang bawah.

8.       Sambung Pada tanaman singkong
PENGAMATAN
No
Tanggal
PERKEMBANGAN
Sambung Baji
Sambung Baji Terbalik
Sambung Cumeti
1
12 februari 2013
tanam
tanam
tanam
2
13 februari 2013
Belum ada perkembangan
Belum ada perkembangan
Tumbuh daun dari mata tunas
3
14 februari 2013
Tumbuh tunas baru
Tumbuh tunas baru
Daun semakin besar
4
15 februari 2013
Daun semakin besar
Daun semakin besar
Daun semakin besar

B. Okulasi
1.       Pengertian Okulasi
Grafitng atau ent, istilah asing yang sering kita dengar itu, adalah menghubungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda, sehingga membentuk persenyawaan/ satu-kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai tanaman baru. Dalam okulasi batang bawah disebut rootstoc) dan batang atas disebut entres.
Teknik okulasi merupakan teknik penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dengan cara ini akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua tanaman dalam waktu yang relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam. Tujuan utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi.
Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang atas dan batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi adalah merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang masih muda.
Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang sudah tua. Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk mempermudah menentukan hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat payung,pucuk tanaman dalam keadaan tua.

2.  Jenis-Jenis okulasi
-          Okulasi bentuk batang, kotak atau bentuk persegi.
-           Okulasi bentuk T.
-         Okulasi bentuk miring

Mengetahui jenis-jenis mata okulasi adalah sangat penting agar okulasi yang dilaksanakan tidak sia-sia dan tingkat keberhasilannya tinggi. Jenis-jenis mata okulasi, yaitu :
a)    Mata sisik : terdapat pada ujung internodia, pertumbuhannya paling lambat. Kurang baik untuk okulasi.
b)   Mata prima : mata tunas yang terletak diketiak daun. Mata inilah yang terbaik untuk okulasi. Letaknya dibagian tengah internodia. Jumlahnya tiap meter kayu entres terdapat 15-20 mata okulasi.


c)    Mata palsu : mata tunas yang tidak pada ketiak daun, berada dibagian paling bawah internodia, jumlahnya antara 3-5 mata. Bila mata ini digunakan untuk okulasi tidak akan tumbuh


3.  Tujuan Okulasi
Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah dikelupas.

4.  Langkah-langkah Okulasi
a.       Alat Dan Bahan:
-          Pisau okulasi yang tajam
-          Pembalut plastik untuk membalut jendela pada batang bawah
-          Batang pisang untuk meletakkan kayu entres
-          Lap bersih yang dibalutkan dipergelangan tangan untuk membersihkan pisau okulasi.
-          Lap untuk membersihkan getah pada jendela batang bawah dan kayu entres
-          Batu asah untuk mengasah pisau okulasi
-          Batang bawah Yang akan di Okulasi

b.      Cara Okulasi
Ø  Pertama :
·         Memilih dan menentukan tanaman yang akan di sambung, dengan memenuhi beberapa kriteria berikut : tanaman harus sevarietas, tidak terlalu tua dan tidak terlalu mudah, tanaman yang sehat, dalam melakukan mekanisme kerjanya memotong bagian tanaman yang akan di Okulasi.
·         Membuat jendela okulasi pada batang bawah dengan cara mengiris dengan membungkukkan badan. Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas adalah 10 cm dari tanah sedang tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah adalah 4 cm dari tanah.
·         Tinggi sisi kanan dan kiri jendela okulasi pada batang bawah dilakukan berturut-turut untuk 20 pohon, kemudian kembali ke tempat kayu entres yang sudah disediakan terlebih dahulu untuk mengambil mata okulasi.
a.       Tinggi sisi kanan dan kiri jendela teratas ± 10 cm dari tanah
b.      Tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah ± 4 cm dari tanah.
Pembuatan jendela pada batang bawah dapat dilakukan dengan bukaan ke atas dan bukaan ke bawah.
Ø  Kedua :
·      Mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara membuat jendela pada batang bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang dapat digunakan (mata okulasi hidup).
·      Ø Kesiapan batang bawah yang dapat dilakukan okulasi adalah saat daun karet pada paying teratas sudah tua, jika daun pada paying teratas masih muda, tanaman karet akan tumbuh kurang baik.
·      Ø Rata-rata tanaman yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres) minimal mempunyai 2 payung.
·      Kayu entres harus diletakkan pada batang pisang supaya mata okulasi tidak rusak. Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang melekat pada pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih diikatkan pada pergelangan tangan kiri.
·      Untuk membuat jendela okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu entres untuk mengambil mata okulasi , diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan mata okulasi yang diambil menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang bawah, irisan menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat.

Ø  Ketiga :
·      Membuka jendela pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan membalut jendela pada batang bawah. Sebelum membuka jendela pada batang bawah getah yang keluar dari irisan pembuatan jendela harus dibersihkan dahulu dengan kain. Teknik pengambilan mata okulasi dan menempelkannya pada batang bawah yaitu:
·      Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya, pangkal irisan dipotong dengan pisau okulasi.
·      Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan langsung mengambil mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah.
·      Batang atas dan bawah yang sudah di potong tersebut ditempelkan dengan pas kemudian pada sambungan tersebut di ikat dengan plastik transparan dengan kencang dan rapat, kemudian setelah di ikat pada tanaman bagian atas di buang daun yang tidak perlu, tinggalkan daun hanya dua helai dan pada perlakuan tanaman yang satu memotong semua daun yang tumbuh, sehabis semua daunnya dibuang tanaman tersebut di bungkusi dengan plastik yang transparan , tujuannya adalah untuk mengurangi daya transpirasi dan menaungi dari cahaya matahari secara langsung, plastik pembungkus ( sungkup plastik ) ini boleh dilepas setelah tanaman hasil sambungan mencapai umur 14 hari atau dua minggu.
Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 – 10.00 pagi dan jam 15.00 – 17.00 sore

5.  Syarat Tanaman yang dapat di Okulasi
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan terhadap penyakit. 
6.  Keuntungan Okulasi
Keuntungan dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat berproduksi lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda memiliki dua jenis rambutan, ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air (akar membusuk) dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air. Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan bagian bawah dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan yang manis dan tahan pada daerah yang tergenang.

7.  Kelemahan okulasi
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu:
Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres) perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini. Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
  
8.  Okulasi Pada Tanaman Karet
Melakukan Okulasi pada tanaman karet pada tanggal 18 februari 2013. Setelah 2 minggu kemudian pelepasan plastik pada mata tunas untuk mengetahui hasil okulasi, apakah berhasil atau tidak.


Bab III
Penutup
Kesimpulan
a.       Sambung
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknik sambung merupakan salah satu teknik yang terbaik untuk mengahsilkan tumbuhan dengan varietas yang baru dengan cara yang amat mudah dan simpel. Selain itu kita juga dapat mengetahui bahwa sebenarnya sangat banyak teknik sambung yang dapat kita gunakan untuk menghasilkan tumbuhan baru dengan varietas yang lebih unggul. Keberhasilan dari suatu teknik sambung tergantung dari kehati-hatian kita terhadap alat yang digunakan agar terhindar dari bakteri serta kesetiaan kita dalam memperhatikan kondisi tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal.
b.      Okulasi
Grafitng atau ent, istilah asing yang sering kita dengar itu, adalah menghubungkan batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda, sehingga membentuk persenyawaan. kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Okulasi termasuk cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pasti sudah banyak yang tahu cara okulasi. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan dilakukan. Harus tahu langkah-langkahnya.

Saran
Dengan pembuatan laporan mengenai perkembangbiakan vegetatif buatan sambung (enten) pada tanaman Singkong dan Okulasi pada tanaman Karet, penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui makna dan jenis dari menyambung dan okulasi tetapi juga dapat mepraktekkan sendiri bagaimana teknik sambung dan okulasi ini digunakan dan setidaknya dapat memberi informasi tentang keseluruhan dari teknik sambung dan Okulasi tersebut dengan kata lain dapat menjawab pertanyaan pertanyaan dan masalah yang berkaitan mengenai teknik sambung serta langkah-langkah dalam menyambung dan apa saja keuntungan atau kelemahannya.




Suatu ketika, aku pernah harus merelakan sesuatu Sesuatu yang sama sekali tidak ingin kulepas Butuh proses yang cukup kuat untuk bisa meyaki...