Selasa, 05 Desember 2017

Proses pembuatan anime


Dan bagi yang belum sempat menonton dan ingin mengetahui lebih detail proses pembuatan anime kita akan membahasnya disini.

1.      Planing
     
Saat memulai proses pembuatan anime, perencaan menjadi unsur penting. Mereka harus memikirkan hal apa yang akan mereka buat.
2.      Skenario
       
Setelah perencanaan yang matang dan disetujui oleh semua pihak, maka selanjutnya mulai proses pembuatan dan pengembangan cerita. Detil tokoh yang akan berperanpun dijelaskan disini.
3.      Storyboard
     

Skenario adalah bentuk cerita tertulis sehingga perlu divisualisasikan dalam bentuk gambar, agar tim produksi mengerti sepenuhnya detail cerita dan karakter yang akan dibuat. Disinilah peran storyboard diperlukan. Dalam storyboard sendiri terdapat gambaran kasar akan bagaimana kelihatannya pada scene tertentu, dan (biasanya) ditulis di kolom sampingnya tentang detail scene tersebut mulai dari angle kamera, tata cahaya, dialog, adegan, timing scene, dan detil lainnya agar tim produksi mengerti sepenuhnya detail cerita dan karakter yang akan dibuat.
4.      Menggambar
     
Dalam tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pembuatan lay out, gambar-gambar kunci dan animasi in-between. Dalam proses lay out , orang yang bertanggung jawab membuatnya akan banyak memikirkan bagaimana alur gerakan karakter dalam setiap adegan atau detail latar dan masih banyak hal yang lain terkait proses perfilman.
Setelah itu , mulai dibuat gambar-gambar kunci. Orang yang bertanggung jawab dalam tahap ini harus menentukan pada titik-titik mana saja pergerakan karakter terjadi.
Proses ini kemudian dilanjutkan dengan gambar in-between yang mengisi gambar kunci tersebut. Hasilnya, gambar itu sepenuhnya bergerak.
5.      Mewarnai
     
Dulu proses pewarnaan menggunakan cat dan kuas di atas sel-sel yang disiapkan. Tapi sekarang, karena gambar di scan dalam computer , pewarnaan bisa dilakukan dengan cara digital. Pewarnaan ini penting untuk memberikan nuansa dan efek pada animasi tersebut.
6.      Filimnisasi
     
Tahap ini menyatukan dan merekam seluruh gambar yang sudah disiapkan. Pada proses ini gambar-gambar itu bergerak dan ditambahkan visual efek jika diperlukan. Dulu, animasi tercipta dari hasil memotret frame satu ke frame yang lain. Tapi sekarang sudah menggunakan komputer. Tahap selanjutnya setelah animasi itu menjadi film utuh adalah pengisian suara . Pengisian suara untuk setiap karakternya mulai dimasukkan. Begitu juga efek suara yang lain.

Lalu berapa biaya produksi anime per episode?

Dari hasil browsing beberapa sumber, biaya produksi anime adalah sekitar ¥11 juta/episode setara dengan Rp 1,32 Milyar/episode (¥1 = Rp 120, kurs per 03/06/2012). Dan untuk 1 season yang rata2 berjumlah 12 episode menghabiskan biaya Rp 15,84 Milyar.

Biaya produksi tersebut terdiri dari :
– Original Work ¥50,000 ($660) – Rp 6 juta
– Script ¥200,000 ($2,640) – Rp 24 juta
– Direction ¥500,000 ($6,600) – Rp 60 juta
– Production ¥2,000,000 ($26,402) – Rp 240 juta
– Animation Supervision ¥250,000 ($3,300) – Rp 30 juta
– Original Art ¥1,500,000 ($19,801) – Rp 180 juta
– Animation ¥1,100,000 ($14,521) – Rp 132 juta
– Post Production ¥1,200,000 ($15,841) – Rp 144 juta
– Art (backgrounds) ¥1,200,000 ($15,841) – Rp 144 juta
– Photography ¥700,000 ($9,240) – Rp 84 juta
– Sound ¥1,200,000 ($15,841) – Rp 144 juta
– Materials $400,000 ($5,280) – Rp 48 juta
– Editing $200,000 ($2,640) – Rp 24 juta
– Printing $500,000 ($6,600) – Rp 60 juta

Satu episode anime rata-rata berdurasi 25 menit atau sekitar 37,500 frame, jika biaya produksi anime rata-rata Rp 1,3 milyar/episode, maka biaya produksi anime per menit adalah Rp 52,8 juta/menit atau Rp 35,200/frame.

Berikut daftar biaya produksi anime per episode.

1962 – Astroboy: Rp 252 juta/eps

1982 – Macross: Rp 660 juta/eps

1995 – Evangelion: Rp 750 juta/eps

2000 – ZOIDS: Rp 1,09 milyar/eps

2002 – Gundam SEED: Rp 3 milyar/eps

2004 – Gundam SEED Destiny: Rp 3,96 milyar/eps

2007 – Gurenn Lagann: Rp 1,3 milyar/eps

Perbandingan biaya dengan produksi animasi barat:
1987 – Ducktales: Rp 5,2 milyar/eps

1999 – Spongebob Squarepants: Rp 6,7 milyar/eps

1999 – Futurama: Rp 12 milyar/eps

2005 – Avatar: The last airbender: Rp 13,2 milyar/eps

Dari biaya produksi tersebut bisa dikatan bahwa anime yang kita nonton bukanlah karya murahan. Lalu dari mana para pekerja studio itu mendapat uang sebegitu banyak untuk memproduksi satu episode anime hampir setiap minggunya? Total biaya anime 2/3-nya dibiayai oleh pemerintah Jepang. Itulah mengapa karya animasi di indonesia tidak bisa “Go internasional” dan banyak animator indonesia memlih berkarir diluar negeri.

Suatu ketika, aku pernah harus merelakan sesuatu Sesuatu yang sama sekali tidak ingin kulepas Butuh proses yang cukup kuat untuk bisa meyaki...