Senin, 17 Oktober 2016

Tentang Kita (kamu dan Aku) dan Dia


Saat ini aku menjalani long distance relationship dengan seorang cewe bernama Julia. Cewe yang aku kenal lewat jejaring sosial Facebook yang awalnya hanya saling tukar nomor handphone hingga akhirnya Smsan. Mungkin karena aku terlalu nyaman dengannya, aku nekat bertanya ke hal-hal pribadi. Dia mengaku padaku saat kami baru jadian, saat itu aku dalam perjalanan pulang ke ibukota provinsi dimana aku sedang belajar disana. Bahwa aku adalah pacar pertamanya, ada kebanggan tersendiri mendengar pengakuan itu. Entalah, sesaat aku tesadar apa benar aku pacar pertamanya.??. Dia masih kelas 3 SMA di kota kelahiran adik bungsuku. Dan satu sekolah dengan adik laki-lakiku yang kebetulan sudah kelas 2 di SMA itu.
Hubunganku dengannya masih tergolong sangat mudah, ya sekitar 2 mingguan. Kami jadian tanggal 5 November 2015 lewat Sms. Lucu bukan, jadian lewat Sms membuatku seperti cowo pegecut. Akupun sempat befikir seperti itu, tapi aku punya alasan sendiri mengapa aku sampai menembaknya hanya lewat Sms yang pertaman karena aku sudah terlanjur nyaman dengannya, kedua karena dia adalah cewe yang selalu mengingatkanku untuk Sholat 5 waktu. Mantan-mantanku tidak satupun yang pernah seperti itu. Itu yang membuatku merasa istimewa padanya.
Dan pada masanya kami putus disebabkan karena keegoisanku sebagai laki-laki eh sebagai cowo karena laki-laki tidak akan pernah sepengecut diriku. Yah, kami putus karena orang lain. Aku sudah mencoba tuk tetap setia, tapi entahlah mungkin karena aku ingin pacaran seperti kebanyakan cowok pada ceweknya, hangout bareng, makan bareng, bercanda dan ada kalanya aku sedih dan butuh bahu untuk bersandar. Kayak cewek yah, tapi inilah aku. Sifatku memang ngga seperti kebanyak cowok. Saat aku mengatakan pada Julia kalau aku ingin putus ma dia dia merasa tidak percaya, mengatakan kalau aku hanya bercanda saja. Tapi itulah kenyataan yang membuatnya sakit hati dan pastinya kecewa bukan mungkin lagi. Saat itu aku yang hanya memikirkan diriku sendiri ngga pernah menyadari itu semua. Dan Julia menertima keputusanku dengan berat hati.
Saat kami putus, kami masih selalu smsan dan telponan tapi ngga sesering waktu kami pacaran dulu. Dia sudah bisa memaafkanku, katanya. Jujur saja aku kangen seperti itu bersamanya, smsan hingga larut tapi saat itu kami sudah lain status. Dengan pacarku yang saat itu, yang jujur saja kata kebanyakan orang aku hanya menilai buku dari sampulnya saja tanpa tau apa isi dari buku itu. Aku mengatakan aku menyesal mengenalnya dan apalagi pacaran dengannya. Aku sungguh menyesal, entahlah mungkin ini karmaku. Tapi aku bersyukur, tuhan lebih awal memperlihatkan celah yang rusak dari buku itu. Cela yang baru kusadari saat kegiatan Popmasepi yang kebetulan kampus kami jadi tuan rumah saat itu untuk kawasan Indonesia Timur. Saat kegiatan itu berakhir, berakhir pula hubunganku dengannya tanpa ada kata putus. Walaupun dengan begitu aku menganggap hubungan kami sudah usai, ada banyak hal yang aku skip saja dalam cerita ini karena aku masih menghargainya sebagai teman dan junior.
Aku kembali menjomblo eh bukan sakit hati dulu hingga berlarut-larut, hingga apa saja tetang dia baik foto, tugas-tugas dia di laptop aku, aku langsung menghapusnya. Bukan karena putusnya yang membuatku sakit hati padanya tapi ketulusan aku hanya di manfaatkan oleh dia. Etahlah apa motivasinya pacaran denganku.
Hampir satu semester kembali menjoblo Julia kembali muncul, saat ini dia sudah mengurus berkas tuk kuliah di kota yang sama dia sekolah. Perlahan aku sudah lupa pada mantanku itu, karena Julia yang ngga pernah berubah sikap dan perhatiannya padaku. Jujur itu membuatku kembali ingin membangun puing-puing hatinya yang telah kupecahkan begitu saja tanpa perasaan. Tapi saat itu dia beralasan dia belum mau tuk pacaran saja dulu saat aku berankan diri tuk kembali menembaknya. Saat kami kembali jadian tanggal 07 bulan lalu aku sangat bahagia dan  aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa kali ini aku harus serius padanya dalam artian akan setia. Saat itu setiap smsnya yang masuk di inbox aku, aku ngga pernah menghapusnya hingga isi smsnya yang sekarang terakhir dia sms aku tanggal 09-10-2016, itu beberapa hari yang lalu.
Saat ini Julia lagi sibuk, jadi aku ngga boleh menganggunya. Tapi sesibuk apapun dia, dia pasti sms aku setidakya dia mengabariku dan memberitahu kalo dia lagi sibuk. Atau membangunkanku saat pagi entah dia menelponku walau Cuma sebentar saja atau Cuma sms saja. Tapi bagiku itu sudah cukup, dia masih mengingatku sesibuk apapun dia.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suatu ketika, aku pernah harus merelakan sesuatu Sesuatu yang sama sekali tidak ingin kulepas Butuh proses yang cukup kuat untuk bisa meyaki...