Sabtu, 29 Maret 2014

BENCIKU ADALAH CINTAKU





Disebuah SMA ada salah seorang siswi yang bernama Tita Ayusita yang lebih dikenal dengan panggilan Tita yang telah duduk di kels XII. Tita memiliki 2 sahabat cewek yang bernama Nurul, dan Nungky. Mereka bertiga jika bertemu, sangat kelihatan akrab dan kompak. Maklum, mereka sudah berteman sejak kelas VII SMP. Tita sangat membenci salah seorang teman laki-lakinya yang bernama Yudha. Nama lengkapnya Yudha Septino Aji. Setiap kali bertemu, hanya ada pertengkaran diantara Tita dan Yudha. Tita yang begitu sangat sensitif dengan Yudha, selalu saja mengejek Yudha dengan sebutan “Sok Cengir” yang artinya, sok cakep, ganteng, dan pintar. Memang sih, Yudha juga termasuk siswa yang berprestasi dalam menyampaikan pendapat, itulah salah satu yang dibenci oleh Tita.
Suatu hari, pada pelajaran Biologi semua siswa di tugaskan mencari satwa-satwa yang hampir punah di hutan Gregek dan flora-flora yang unik. Di hutan itu, Ibu Reni membagi kelompok menjadi 2 orang setiap kelompok. Kelompok pertama, Arina dan Elo. Kelompok kedua, Gracia dan Beno. Kelompok tiga, Rio dan Vanneza. Kelompok empat, Nurul dan Nungky. Sejak mendengar jika sahabat-sahabat Tita sekelompok berdua, Tita terus saja berdoa agar dia tidak dikelompokkan dengan Yudha. Selanjutnya, adalah pengumuman kelompok terakhir. Ibu Reni pun segera menyebutkan nama anggota kelompok tersebut.
“Kelompok lima adalah Tita dan Yudha.” Kata Ibu Renhita
“Apa? Gue sekolompok dengan Yudha? Aku tidak mau Bu. Please!” mohon Tita
“Tita, semua anggota kelompok sudah Ibu atur, dan perasaan kalau ibu pikir-pikir, lebih baik kamu sekolompok dengan Yudha, karena Yudha pintar dalam berbicara. Mau?” kata Ibu Renhita
“Tapi, bu......?? emangnya tidak ada teman yang lain selain si sok cengir ini?” Tanya Tita
“Tita, Yudha itu berprestasi. Jadi, lebih baik kamu berteman dengan Yudha.” Jawab Ibu Reni
“Hmm, kayaknya kamu tidak suka yah, Tita kita satu kelompok? Dan kamu pikir aku suka sekolompok sama kamu?” tegas Yudha menatap mata Tita dengan tatapan yang sangat dekat
Tita hanya terdiam sejenak mendengar kata-kata Yudha padanya. Dan kemudian, Tita membalasnya dengan tatapan yang sama.
“Heh, sampai kapanpun aku akan tetap benci sama kamu. Ngerti?” Lanjut Tita
“sampai kapan kamu bisa bertahan seperti itu? Dan, pasti suatu saat nanti kamu akan mencari dan mengejar-ngejar aku, kan?” Sahut Yudha
Disuatu tempat yang jalannya sempit dan disetiap tepi jalanan itu ada jurang. Kaki Tita terpeleset, dan hanya Yudha lah yang bisa menolong Tita saat itu.
“Aaaaah,, Yudha tolongin aku!” Teriak Tita
“Eh,, iya iya. Makanya hati-hati, jangan kebanyakan cengar-cengirnya.” Kata Yudha
“Enak aja, ini tuh aku juga terpaksa banget minta tolong dengan kamu, soalnya sudah tidak ada teman yang lain.” Jawab Tita
“Ih, syukur-syukur yah kalau gue nolongin lo.” Kata Yudha
Tita pun terdiam dan merasa bersalah dengan Yudha, tetapi Tita selalu berbohong kepada dirinya sendiri untuk tidak memuji Yudha.
Dipertengahan hutan, Tita merasa kehausan, padahal ditengah hutan tidak ada teman yang lain selain Yudha.
“Aduh, aku haus banget. Apalagi, bekalan air minumku sudah error.” Kata Tita sembari meminta air minum dari Yudha
“Hm, nih. Minum aja air minumku.” Kata Yudha
“Trus, kamu. Kamu memangnya tidak haus yah? Mendingan kamu simpan saja buat bekal kamu nanti.” Kata Tita
“Tidak apa-apa. Mumpung aku lagi baik nih. Kalau nanti benciku kambuh lagi, gimana coba?” ancam Yudha
“Yah sudah, kalau kamu pinginnya gitu. Sini gue minum (sambil merampas air yang dipegang oleh Yudha).” Kata Tita
Setelah penelitian selesai, semua siswa kembali melanjutkan aktivitas sekolah seperti biasanya. Begitupun Tita, Nurul dan Nungky yang tetap kompak bersama. Dibalik semua itu, sikapYudha sekarang telah berubah pada Tita.
Yudha selalu saja mendekati Tita. Entah, apakah Yudha hanya ingin membuat Tita GR atau hal lain yang serupa.
“Hm. (sambil duduk disamping Tita).” Ucap Yudha
“Hm too. Ada apa loh sok cengir?” ejek Tita
“Tidak ada apa-apa. Emang salah kalau kita baikan? Tidak enak kan jika kita saling benci-bencian.” Jawab Yudha
“Jadi, maunya kamu kalau kita baikan? Gitu?” Tanya Tita           
“Yo’i.” Jawab Yudha dengan singkatnya
“Emangnya lo kesambet setan apa sih? Ko’ lo tiba-tiba aja mau baikan sama gue?” Tanya Tita keheranan
“Karena......”Kata Yudha yang membuat Tita menjadi penasaran
“Karena apa? Karena kamu mau buat aku GR gitu?” Tanya Tita
“Karena aku sayang sama kamu (dengan suara berbisik).” Kata Yudha terus terang
“Nah, mulai lagi yah ngebuat aku jadi GR melulu. Lho pikir gue akan terpengaruh begitu saja?”Tanya Tita
“Tidak, aku serius. Aku mohon kamu bisa mengerti. Ok?” Kata Yudha
Hati Tita terasa berbeda dengan yang sebelumnya. Biasanya, Tita hanya berpikiran kalau semua itu hanya canda. Namun, kali ini hati Tita bagaikan keliru dalam memilih, apakah Yudha itu serius ataukan cuman mempermainkan Tita saja.
Malam minggu telah tiba, dering telepon genggam Tita kemudian terdengar. Ternyata, ada panggilan masuk dari nomor baru tanpa nama. Ternyata itu adalah Yudha.
Tita langsung mengangkat telepon itu. Dan, ketika penelpon itu menyebutkan namanya yaitu bahwa kalau dia itu sebenarnya adalah Yudha, Tita langsung heran seketika dan berpikir kalau dimana Yudha mendapat nomor handphonenya.
“Hey, lama banget ngangkatnya. Ini gue, Yudha. Trus, gimana dengan jawaban lho dengan pertanyaan gue yang di taman sekolah tadi? Mohon dijawab yah,,,??” Tanya Yudha seolah meminta jawaban
“Em, sebelum aku menjawab. Aku mau nanya, kalau kamu itu beneran serius atau Cuma mainin aku, soalnya kita tahu sendiri kan kalau kita berdua musuhan.” Kata Tita
“Emang sih kalau kita musuhan, namun emang salah jika seorang musuh menyimpan rasa kepada musuhnya sendiri?” Tanya Yudha
“Tidak.” Jawab Tita dengan singkat
“Jadi, kamu mau kan jadi pacar aku?” Tanya Yudha
“Iya.” Jawab Tita dengan sepenuh hati
“Yang bener?” Tanya Yudha kembali
“Iya.” Jawab Tita
“Yes,, yes yes.... hehehehehy   yyyeee. Uhuyyyy,,,, yes yes yes. Thank’s.” Ucap Yudha dengan bahagia
“Ih, apaan sih. Baru aja gitu.” Kata Tita
“Thank’s my darling.” Jawab Yudha
“hm, Mulai deh.” Kata Tita
Setelah mereka jadian, Tita terpikir dengan teman-temannya yang cuman taunya kalau Tita dan Yudha itu musuhan dan tidak mungkin berpacaran. Dan kemudian, Tita kembali menelpon Yudha mengenai hal itu.
“Yud,” kata Tita
“Ada apa sayang?” Tanya Yudha
“Setelah kita jadian sekarang, aku pengen kalau kita tidak usah kasi tau keteman-teman kita mengenai hubungan kita. Please.” Kata Tita
“Trus, kalau mereka nanya? Gimana?” tanya Yudha
“Yah, tinggal bilang aja kalau kita tetap bermusuhan. Ok?” Jawab Tita
“OK.” Kata Yudha
Setiap kesekolah, Yudha dan Tita selalu semobil. Mereka selalu bersama kesekolah. Namun, untuk menghindari kecurigaan sahabat-sahabat mereka. Tita harus turun dari mobil Yudha pas di depan pintu gerbang sekolah. Sebenarnya, Yudha tidak mau lihat Tita jalan sendiri masuk kesekolah, sedangkan dirinya naik mobil. Namun, setiap kali Tita keluar dari mobil Yudha, Yudha terus saja berkata: “Jangan berpikiran yang aneh yah tentang aku jika aku naik mobil sedangkan kamu jalan kaki masuk ke sekolah.”. Lalu, Tita kemudian menjawab:”Tidak akan mungkin, karena kita kan sudah setuju bersama. Apa lagi yang mau dikhawatirkan. Dan, yang penting semua sahabat-sahabat kita tidak jadi curigaan sama kita. Ok?”
Suatu saat, Yudha membawa Tita kerumahnya. Disana Tita langsung diperkenalkan dengan orang tua Yudha. Orang tua Yudha kelihatan setuju-setuju saja dengan hubungan mereka, namun orang tua Yudha selalu berpesan agar jangan melewati hubungan seorang saudara. Mereka berdua pun mengikuti apa kemauan orang tua Yudha.
Selanjutnya, giliran Tita lah yang membawa Yudha kerumahnya untuk diperkenalkan juga kepada orang tua Tita. Harapan Tita, agar orang tuanya sepikiran dengan orang tua Yudha yang baik hati.
Namun, semua itu diluar dugaan ketika Yudha menyebutkan nama ayah dan ibunya yang dianggap musuh oleh ayah Tita. Tita sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi. Dan, akhirnya ayah Tita melarang Tita berhubungan dengan Yudha.
“Keluar kamu. Kamu dan orang tua kamu pasti sama saja. Sama-sama mau menghancurkan rumah tangga saya.” Kata ayah Tita
“Ayah apa-apaan sih? Ayah ko’ jadi gini? Memangnya ada apa dengan orang tua Yudha Yah?” Tanya Tita
“Tita, diam kamu. Ayahnya dia sudah membuat jabatan ayah hilang dari kepanitiaan.” Jawab ayah Tita dengan marahnya
“Tapi, apa salahnya dengan Yudha ayah? Yudha tidak tau apa-apa!” kata Tita sambil menangis didepan ayahnya
“Buat apa kamu tangisin dia? Kamu pikir ayah setuju apa, dengan hubungan kalian berdua?” tanya  ayah Tita
“Tapi aku sayang sama dia ayah.” Jawab Tita
“Kurang ngajar kamu (menampar pipi Tita).” Kata ayah Tita
“Om, jangan lakuin itu om. Semua ini salah aku. Dan, om itu marahnya sama aku, bukan sama Tita. Jadi, kalau om mau nampar aku, silahkan. Tampar saja aku. Tapi, aku mohon om, jangan sakiti Tita.” Jawab Yudha
“Kalian sama saja. (sambil menampar Yudha).” Kata ayah Tita
“Ssudah yah, ayah jangan sekejam itu.” Pintah Ibu Tita
“Ibu......” Jerit Tita
“Iya sayang, mendingan kamu ikutin saja apa maunya ayah kamu.” Usul Ibu Tita padanya karena kasih sayangnya kepada Tita
“Apa bu? Kalau begitu Ibu sama saja sama ayah. Tidak mau ngeliat anaknya senang.” Jawab Tita
“Semua ini gara-gara kamu (sambil menunjuk Yudha). Sekarang, kamu pergi dari rumah ini dan jangan lagi kamu menampakkan diri didepan saya. Ngerti kamu?” Kata ayah Tita yang sedang mengancam Yudha
“Yudha.... jangan pergi Yud...... tunggu aku, aku akan ikut sama kamu.” Kata Tita
“Masuk kamu, Tita. Dasar kamu anak yang tidak tau diuntung. Sekarang kamu masuk kamar. Masuk. Masuk ayah bilang. (sambil menyeret Tita)” kata ayah Tita
“Yudha,,,,, tunggu akuuuuu.... Ayah jahat.” Kata Tita
Di kamar, Tita sendirian. Apalagi, sekarang Tita tidak bisa dan tidak boleh keluar. Sebab, pintu kamar Tita dikunci oleh ayahnya.
Tita langsung menelpon Yudha.
“Yud, bawa aku kabur dari rumah aku. Aku sudah tidak tahan sendirian tanpa ada kamu disini.” Jerit Tita dengan tangisan yang berarti
“Iya sayang, sebenarnya aku mau banget nolongin kamu, tapi aku harus berbuat apa? Apalagi ayah kamu benci banget sama aku dan orang tua aku hanya gara-gara bisnis.” Kata Yudha pada Tita
“Sekarang, aku mau kabur lewat jendela. Aku mohon, kamu tungguin aku di depan rumah yah sayang?” Tanya Tita
“Mendingan sekarang kamu temuin aku di seberang jalan, kebetulan aku masih ada disini.” Kata Yudha
“Iya, tungguin aku sayang.” Kata Tita
Merekapun bersama di tempat yang sunyi dan sama-sama berpikir, bagaimana caranya agar mereka bisa bersama kembali.
Mereka duduk bersama diatas mobil Yudha yang berwarna merah. Kemudian, Tita menyanyikan sebuah lagu.
Hilang semua janji
Semua mimpi-mimpi Tita
Hancur hati ini, melihat semua ini
Lenyap telah lenyap
Kebahagiaan dihati
Ku hanya bisa menangisi semua ini
Hancur hati ini melihat kau telah pergi
Kemudian, Yudha melanjutkan lagu yang dinyanyTitan oleh Tita.
Langit menjadi gelap berkelabu
Menyelimuti hatiku
Mengubah seluruh hidupku
Lalu, mereka berduapun sama-sama bernyanyi meratapi apa yang mereka rasakan sekarang ini pada dirinya.
Mengapa semua, jadi begini
Perpisahan yang terjadi
Diantara kita berdua
Ku akan menanti sebuah keajaiban
Yang membuat kita bisa bersama kembali
Setelah mereka menyanyikan lagu itu, mereka sama-sama tertidur. Tepat pukul 02.00, Tita terbangun dan kemudian Ia langsung menyuruh Yudha agar dirinya diantar pulang kerumahnya agar ayahnya tidak mengetahui di pagi hari jika Tita sedang tidak ada di rumah, dan sedang bersama dengan Yudha.
Dipagi hari, Tita diantar naik mobil oleh sopir pribadinya. Namun, di tengah jalan, Tita minta turun. Tita meminta turun dari mobil oleh sopir pribadinya sebab Ia ingin berangkat ke sekolah bersama dengan Yudha dan dengan menaiki mobil mewah Yudha. Semalam, mereka berjanjian untuk bertemu di depan kios duren. Akhirnya mereka bersama. Dan kemudian, tidak lupa pula Tita menyampaikan pesan kepada sopirnya itu, agar Ia tidak buka mulut  mengenai berangkatnya Tita dengan Yudha ke sekolah kepada ayahnya. Akhirnya, sopirnya menurut, karena sopirnya sayang sama Tita sebab Tita sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
“Eh,. Kamu yakin, kalau pak Sumardi tidak buka mulut pada ayah kamu?” Tanya Yudha
“Ya iya lah. Pak sumardi itu sudah aku anggap sebagai ayahku sendiri.” Jawab Tita
Tiba-tiba, saat Tita turun di depan gerbang sekolah, Tita ketahuan berangkat dengan Yudha oleh Nurul dengan Nungky. Mulai saat itu, mereka berdua curiga dengan Tita dan Yudha. Bukan hanya Nurul dan Nungky yang curiga dengan Tita dan Yudha. Akan tetapi, begitupun juga dengan kedua sahabat Yudha yaitu Gilang dan Bayu.
Di lapangan sekolah, Yudha ditanya oleh Gilang dan Bayu bahwa:
“Sob, ada hubungan apa lo dengan si cewek manja itu? Bukannya kalian itu bermusuhan? Ko’ aku lihat tadi kalau kalian berdua sama-sama berangkat ke sekolah.” Tanya Gilang pada Yudha dengan keheranan
Kemudian, Tita tidak sengaja lewat di samping Yudha dan dengan sengaja mendengar pembicaraan mereka.
“Tita maksud loh? Ah, tidak ko’, mana mungkin gue suka sama dia? Apalagi jika sampai-sampai aku pacaran sama dia? Dan jika aku pacaran sama dia dengan sembunyi-sembunyi dari kalian, aku Cuma mainin hati dia saja. Dia kan cuma cewek yang gampang dibodohin dan dibohongin. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah sayang sama dia, malaupun semua itu dalam terpaksa. (kata Yudha hanya ingin meyakinkan teman-temannya agar Ia tidak curiga dengan hubungan mereka berdua, padahal, Yudha sangat sayang sama Tita.).” jawab Yudha
Tita menangis, dengan mendengar kata-kata yang dikatakan oleh Yudha. Karena dia pikir Yudha serius dengan kata-katanya. Tita pun lalu lari ke seberang jalan sambil menangis.
“Yudha, kamu jahat!!” Kata Tita
“Tita, tunggu aku. Semua itu cuman bohong.” Jawab Yudha
“Aku sudah tidak percaya lagi sama kamu.” Kata Tita
“Tapi kan kita sudah berjanji kalau kita tidak akan mengatakan ini semua kepada sahabat-sahabat kita. Apa kamu lupa?” Tanya Yudha
“Aku tidak lupa. Aku pun selalu ingat semua itu. Bahkan aku sembunyikan semua itu kepada sahabat-sahabat kita.” Jawab Tita
“Trus, mengapa kamu ngambek kayak gini? Aku tidak ngerti sama kamu.” Kata Yudha
“Tapi, tidak gini juga caranya Yudha.” Tangis Tita
Dengan kata-kata mereka berdua, teman-teman mereka merasa bingung dengan apa yang terjadi dengan Yudha dan Tita.
Setelah Tita mau menyeberang, Tita mengancam Yudha dengan bunuh diri. Yudha terus saja menahan Tita untuk melakukan itu semua. Akan tetapi, Tita terus saja nekat dengan kata-kata yang baru saja dikeluarkannya.
“Selangkah lagi kamu mendekat, aku akan menabrakkan diri aku ke kendaraan yang lewat.” Ancam Tita pada Yudha
“Tita, jangan lakuin itu, aku sayang banget sama kamu. Aku serasa tidak bisa hidup tanpa kamu. Kamu harus tau itu.” Kata Yudha
“Kamu pembohong. Semua yang kamu katakan padaku itu semuanya bohong. Semula, aku percaya sama kamu. Dan aku terima permintaan kamu kepada aku untuk menjadi pacar kamu, ternyata dibalik semua itu kamu sia-siakan semua ini. Aku kecewa sama kamu.” Kata Tita dengan muka kecewa dan berlinang air mata dipipinya.
Kemudian, dua buah mobil yang melaju dari arah yang berlawanan. Salah satu mobil itu melaju ke arah tempat berdirinya Tita. Kpiiiiiiiik kpiiiiiiip... suara klakson mobil berbunyi.
“Tita...... awas!” teriak Yudha
Kemudian, Yudha dengan buru-buru untuk langsung menyelamatkan Tita. Tetapi, mobil yang melaju di lawan arah menyambar Tita, dan mobil yang semula ingin menabrak Tita kemudian menabrak Yudha yang berniat untuk menyelamatkan Tita, namun mereka berdua terkena musibah. Mereka terkapar di jalan raya dengan posisi terlentang dan dengan style Tita berada dipelukan Yudha.
Mereka berdua langsung dilarikan ke rumah sakit. Untungnya ada sahabat-sahabat mereka yang mendampingi, jadinya merekalah yang menghubungi kedua orang tua Yudha dan Tita.
Saat di rumah sakit, Tita mengalami koma, sebab Tita mengalami pendarahan yang cukup berat pada luka-lukanya. Sayangnya lagi, Tita memiliki golongan darah O yang artinya hanya golongan darah yang sama lah atau sesama golongan darah O lah yang hanya bisa mendonorkan darahnya. Ibu Tita memiliki golongan darah A sedangkan ayahnya memiliki golongan darah O namun, ayahnya tidak bisa mendonorkan darahnya sebab Ia memiliki berbagai macam penyakit, diantaranya adalah penyakit mag. Nah, penyakit mag itu adalah salah satu penghambat seseorang untuk bisa mendonorkan darahnya. Jadi, Tita tidak bisa mendapat donor darah dari ayahnya. Disamping itu, PMI juga kehabisan cadangan golongan darah O. Sebab, sejak saat ini banyak yang membutuhkan golongan darah tersebut.
Setelah Yudha sadar, Yudha hanya langsung menanyakan keadaan Tita. Ketika Yudha mengetahui bahwa Tita kekurangan darah, Yudha langsung berbicara langsung kepada dokter yang menanganinya bahwa Ia juga memiliki golongan darah O dan ingin mendonorkannya kepada Tita seberapapun banyaknya agar Tita bisa sehat kembali.
Setelah didonorkan darah dari Yudha, Tita pun siuman dan terlepas dari fase koma. Yudha sangat bersyukur akan siumannya Tita.
Setelah ayah Tita mengetahui bahwa yang menyelamatkan nyawa anaknya itu adalah Yudha, hati ayah Tita langsung tersentuh dari pengorbanan Yudha kepada Tita. Ia telah mengetahui bahwa bagaimana jalinan kasih sayang antara Yudha dan putrinya itu.
Dengan kejadian itu ayah Tita pun merestui hubungan antara Yudha dengan putrinya
Setelah mereka telah sehat, mereka masih terbaring di ranjang rumah sakit karena kesehatannya masih dipertimbangkan oleh para dokter. Setelah membuka matanya, Tita dan Yudha langsung melihat kearah sahabat karibnya yang sudah berdiri dengan berpasang-pasangan dan pasangannya adalah sahabat dari kekasihnya. Yaitu, Nurul berpasangan dengan Gilang sedangkan Nungky berpasangan dengan Bayu.
Akhirnya, mereka semua bersatu dalam satu Titatan “Cinta” tak ada benci yang semula terajut. Dan semuanya menjadi sebuah harapan kebahagiaan.
“Dalam tubuhku telah mengalir darahmu, darahku , darah kita bersama.” Kata Tita dan Yudha secara bersamaan
“I LOVE YOU FOREVER, AND IN MY OPINION YOU IS THE BEST FOR ME AND FOR MY LIFE.” Kata mereka kembali dengan bersamaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suatu ketika, aku pernah harus merelakan sesuatu Sesuatu yang sama sekali tidak ingin kulepas Butuh proses yang cukup kuat untuk bisa meyaki...