Mendengar kata pertanian bagi sebagian orang mungkin yang
terbayang adalah sawah, padi, cangkul dan tak lupa kotor belum lagi hidup
miskin. Sayapun awalnya berpikiran sama pertanian itu yang nyangkul, nanam padi
hingga pada akhirnya tahun 2008 lalu pada saat akan melanjutkan pendidikan
dimana waktu itu cukup galau memilih program studi yang akan saya pilih.
Kebetulan saya ikut jalur PMDK yang ketika itu siswa IPA hanya bisa memilih
program studi eksakta dan jurusan IPS hanya diperbolehkan memilih program studi
non eksakta. Karena dari dulu saya sangat cinta dengan matematika, sudah pasti
prioritas saya memilih jurusan itu, tak terbersit dalam pikiran saya untuk
kuliah di fakultas teknik hingga pilihan kedua jurusan yang saya pilih ketika
itu jatuh pada salah satu program studi di fakultas pertanian di salah satu
Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Barat. Sedikit kecewa, saya tak lolos pada
pilihan pertama justru di pilihan kedualah saya diterima. Saya mengambil
jurusan Agribisnis, bingung dan perasaan campur aduk.
Hingga dengan kebulatan
tekad saya putuskan melanjutkan pendidikan pada jurusan yang sudah saya pilih.
Dari sekian banyak orang yang saya temui banyak yang bertanya, kenapa kuliah di
pertanian kenapa ngga di ekonomi?, dan yang lebih parah lagi Kuliah di
pertanian, mau jadi apa, mau nyangkul lo?. Sebagai mahasiswa baru, saya jawab
dengan senyuman saja karena saya sendiri memang belum tahu setelah ini saya
akan jadi seperti apa. Dan hari ini saya katakan, saya sama sekali tak pernah
menyesal kuliah di fakultas pertanian, banyak pelajaran berharga yang saya
dapatkan yang mungkin tidak akan saya dapatkan apabila saya kuliah di jurusan
lain. Pernah juga saya dengar, kuliah di jurusan Ilmu Tanah mau jadi apa? Mau
jadi tukang gali kubur, aangat konyol bukan. Lantas, apa yang saya dapat? Dari
sekian banyak ilmu, paling tidak ada satu hal yang mengubah paradigma saya
tentang pertanian itu sendiri. Apa itu?, kalau saja saya tidak pernah mengenyam
bangku kuliah di fakultas pertanian mungkin sampai hari ini apabila mendengar
kata pertanian yang ada di pikiran saya hanya cangkul, sawah, padi, dan kotor.
Saya hanya ingin bilang, pertanian itu bukan hanya cangkul, padi, sawah dan
kotor. Bagi orang-orang yang berpikiran seperti itu saya sarankan sedikit
memperluas pandangannya tentang pertanian, kenapa pertanian hanya diidentikkan
dengan cangkul, padi, dan sawah coba lihat pertanian itu sebenarnya sangatlah
luas bukan terbatas pada cangkul dan sawah saja.
Dalam arti yang luas,
pertanian dibagi atas dua hal. Pertama tanaman yang terdiri dari tanaman pangan
(padi, jagung, umbi-umbian, dll), tanaman hortikultura (sayur, buah), tanaman
perkebunan (sawit, karet) dan kedua hewan terdiri atas ternak dan perikanan.
Sangat luas bukan, padi dan sawah hanya menjadi bagian kecil dari pertanian.
Pertanian yang sesungguhnya mencakup banyak hal, banyak aspek terkandung di
dalamnya seperti aspek sosial dan ekonomi. Lalu, belajar apa saja sih kuliah di
fakultas pertanian?. Khusus program studi yang saya pilih (agribisnis), maka
akan belajar ilmu yang sangat kompleks bukan hanya ilmu dalam bidang pertanian
tapi juga harus menguasai ilmu dalam bidang ekonomi dan sosial. Dalam bidang
sosial kita mengkaji mulai dari kehidupan petani dari berbagai aspek seperti
kelembagaan, begitu juga dengan bidang ekonominya lulusan agribisnis dituntut
bisa menguasai ilmu manajemen dan aspek manajerial. Dalam agribisnis terdapat
beberapa subsistem mulai dari hulu sampai hilir itulah proses agribisnis itu
sendiri, bagaimana memproduksi suatu komoditas hingga sampai ke tangan konsumen
akhir. Pada proses tersebutlah terdapat peran kelembagaan, lembaga keuangan dan
berbagai proses lainnya. Jadi pertanian itu bukan melulu soal padi dan cangkul
ada banyak hal lain dipelajari dalam ilmu pertanian. Berikut beberapa mata
kuliah yang dipelajari ketika saya kuliah di program studi agribisnis seperti
Pembangunan Pertanian, Perencanaan dan Evaluasi Program Pembangunan Pertanian,
Manajemen Keuangan, Manajemen Strategi Agribisnis, Ekonomi Manajerial,
Manajemen Operasional, Pemasaran, Analisa kelayakan, dan lain-lain. Yang paling
menarik adalah kewirausahaan, seharusnya lulusan agribisnis mampu menjadi
wirausaha dalam bidang pertanian karena ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah
sangat cocok diaplikasikan dalam kweirausahaan di bidang pertanian.
Tapi sangat
sedikit sekali yang tertarik menjadi wirausaha dan lebih banyak bekerja di
sektor lain di luar bidang pertanian. Buat yang masih nanya ini dan itu dan
kenapa kuliah di pertanian saya hanya ingin bilang kuliah di pertanian kita
ngga belajar nyangkul kok apalagi jadi tukang gali kubur. Itu semua hanya
kegengsian dan kesensian seseorang terhadap bidang ilmu pertanian karena
sesuangguhnya mereka sendiri memang tidak tahu arti pertanian itu sesungguhnya.
Kesimpulannya, apapun ilmu yang kita pelajari pasti mempunyai manfaatnya
masing-masing dan yang paling penting jangan memandang rendah suatu ilmu atau
merasa bidang ilmu yang saya pilih lebih bagus karena tidak indikator yang bisa
bidang ilmu yang satu lebih baik dari pada bidang ilmu lainnya karena pada
dasarnya setiap bidang ilmu itu mempunyai keterkaitan sat sama lain.